https://docs.google.com/document/d/1LdQ5U_bHAM2yjUmxZBTswHirfObBsmFj9W03A3NVWZ8/edit?usp=sharing
Nama : Mochammad Rivaldi
NPM: 15113570
Kelas: 1KA07
Senin, 21 Juli 2014
Rabu, 14 Mei 2014
Menciptakan Manusia Budaya
Bab IV.Menciptakan
Manusia Budaya
Manusia adalah bentuk ciptaan tuhan yang dibekali
dengan akal dan pikirian yang berfungsi untuk mengembangkan setiap pemikiran-
pemikiran yang mereka peroleh atau mereka ketahui yang berguna bagi kehidupan
mereka.dari pemikiran tersebut muncul lah ide-ide yang akan membantu dalam
kehidupan ini. Misalkan dari zaman purbakala dahulu, sistem itu sudah ada di
zaman itu, sistem yang paling sederhana adalah sistem pranata sosial manusia purba,
yaitu selalu ada ketua suku yang memimpin dalam kelompok mereka. Sistem
tersebut adalah bagian dari kebudayaan. Dalam kebudayaan mempunyai nilai-nilai
atau norma-norma untuk tolak ukur segala tingkah laku manusia. Kebudayaan
berfungsi sebagai penyedia aturan main atau nilai yang bisa diambil dan
diterapkan manusia, dan juga bisa menjadi suatu acuan hukum dalam kehidupan
manusia. Budaya manusia itu sendiri
berbeda-beda yang disebabkan oleh banyak faktor seperti daerah,turun-temurun,tingkat
sosial, lingkungan, kemajuan IPTEK dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan
perbedaan kebudayaan pada setiap daerah. Misalnya tari piring berasal dari
wilayah padang,sebaliknya jika di kota-kota besar sudah menggunakan teknologi
canggih, didesa atau di pelosok-pelosok masih menggunakan kincir air sebagai
sumber listrik. Seiring berjalannya waktu, kebudayaan yang
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh manusia pun semakin berkembang. Perbedaan
tingkah laku dan etika berbudaya setiap manusia terkadang menimbulkan konflik
dalam kehidupan manusia. Semakin banyaknya budaya yang ada di
tengah-tengah manusia, konflik yang terjadi semakin banyak meskipun hanya
karena masalah kecil. Kalau manusia yang memiliki toleransi tinggi, konflik
tidak akan terjadi, karena manusia yang berakal budi baik tentu saja melihat
keindahan dalam perbedaan sehingga kedamaian dan kebersamaan akan tercipta.
Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan berbudaya hanya
dapat diciptakan dengan beberapa persyaratan dasar, yang membutuhkan
dukungan-dukungan, seperti dukungan politik, kebijakan, kepemimpinan dan
keberanian mengambil keputusan, serta pelaksanaan secara konsekuen. Selain itu
dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun nasional di mana etika
diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan adanya pihak-pihak yang memelihara
kehidupan etika. Kesadaran etis bisa tumbuh karena disertai akomodasi. Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia
mencerminkan pribadi manusia sebagai mahlu ciptaan yang paling sempurna
diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan
bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya
masyarakat di dalam suatu Negara. sifat manusia yang berbudaya itu yang harus
dimiliki setiap manusia khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara
yang besar dengan banyaknya budaya yang dimiliki. Karena itu jadilah manusia
yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya maka masyarakat akan
memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun dalam menjalani
kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat manusia
yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar
yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.
Selasa, 01 April 2014
ILMU BUDAYA DASAR
UNIVERSITAS GUNDARMA
NAMA : MOCHAMMAD
RIVALDI
NPM : 15113570
KELAS : 1KA07
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
DAFTAR
ISI
BAB
I: PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN PENULISAN
C.RUMUSAN MASALAH
BABII: PEMBAHASANA.LATAR BELAKANG
B.TUJUAN PENULISAN
C.RUMUSAN MASALAH
1. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
2. KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN
3. KEBEBASAN MANUSIA MENCIPTAKAN BUDAYA
BAB
III: KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I . PENDAHULUAN
A . latar belakang
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu
Budaya Dasar dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti
istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The
Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin
humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih
berbudaya dan lebih halus.Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia
berbudaya.Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the
humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia
itu sendiri.
Adapun Manusia adalah
makhluk Allah yang di anugrahi akal, fikiran, dan fisik untuk
menunjang kehidupannya sebagai seorang insan yang di tunjuk oleh Allah
untuk menjadi khalifah di bumi yang Allah Yang Maha Kuasa ciptakan. Oleh
karena manusia adalah khalifah di bumi ini sepatutnya seorang manusia haruslah
mempunyai prilaku yang sesuai dengan yang Tuhan inginkan untuk
dipercayakan menjaga keutuhan bumi yang Allah ciptakan dengan segala makhluk
hidup didalamnya untuk manusia jaga kelestariannya.Manusia yang menjadi seorang
terpilih dan tinggi derajatnya di mata Tuhan, manusia haruslah mempunyai
kepercayaan, ilmu, dan menjalankan segala apa yang di perintahkan Allah dan
menjauhi yang di larang oleh Allah SWT. Sebagai makhluk yang mempunyai akal dan
fikiran serta fisik manusia haruslah memanfaatkan anugrah yang di berikan oleh
Allah itu dengan sebaik – baiknya dan jangan menyalah gunakannya sebagai suatu
yang Allah benci. Manusia haruslah mempunyai budaya yang baik untuk
menjadikannya seorang manusia yang memiliki derajat tinggi di mata Allah SWT.
Maka manusia harus menjadikan budaya yang baik sebagai bagian dari
dirinya tanpa mengabaikan apa yang menjadi kewajiban sebagai makhluk yang
berketuhanan.
B.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menyelesaikan tugas yang telah di berikan kepada dosen . karena mata
kuliah ini merupakan suatu syarat kelulusan di jurusan Sistem Informasi,selain
untuk kepentingan pribadi tulisan ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi
yang membacanya.
1. Pengertian dari Kebudayaan
2. Keanekaragaman Kebudayaan
3. Kebebasan Manusia dalam Menciptakan Kebudayaan
BAB II . PEMBAHASAN
- Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100% benar dan 100% salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika. - Ilmu-ilmu Sosial ( social scince )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dan sebagainya. - Pengetahuan Budaya ( the humanities )
Pengetahuan Budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dan lain-lain. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya Dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
1.PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan adalah hasil pengungkapan
diri manusia ke dalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat
dan menjadi warisannya yang mencakup badan dan relasi relasi dengan orang lain.
Manusia harus menciptakan suatu
kebudayaan, sebab tanpa kebudayaan ia makhluk yang tak berdaya,yang menjadi
korban dari keadaan yang tidak lengkap dan naluri-naluri yang tidak terpadu,misalnya:
andai ia tidak dapat membuat senjata ia tidak dapat mempertahankan diri. Relasi
dengan sesama manusia harus dibudayakan, sebab kalau tidak, hidup bersama
menjadi mustahil
2.KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN
Manusia
mempunyai individualitas yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Ia mempunya
profil pribadi yang unik. Ini juga berlaku bagi kelompok-kelompok
manusia,suku-suku, dan sebagainya.setiap kelompok mengungkapkan diri atas
caranya sendiri. Rumah orang Eskimo di kutub utara lain dari rumah penduduk di
padang pasir, lain lagi dari rumah manusia di aceh, tanah minang, Jawa Tengah. Perbedaan
ini tidak hanya disebabkan oleh factor iklim , tetapi juga oleh perbedaan dalam
sejarah,pengalaman bersama, pandangan mengenai alam raya,perkembangan ilmu,
teknologi, dan komunikasi
3.KEBEBASAN MANUSIA DALAM
MENCIPTAKAN BUDAYA
Sebagai
makhluk rohani-jasmani,manusia mengatasi alam raya. Untuk sebagian ia terikat
dengan alam,selalu harus mengajak alam untuk turut serta dalam segala
kegiatannya. Tetapi di lain pihak,ia mengatasi alam. Artinya,ia bebas mengubah
alam dan memilih dari banyak kemungkinannya. Contoh bunyi. Kebebasan merupakan
sifat khas dari kodrat manusia sebagai makhluk rohani. Atas keputusannya
sendiri ia dapat menentukan hari-hari tertentu dan minggu-minggu tertentu untuk
berpuasa. Karena kebebasannya ia dapat merencanakan hari depannya,memberi arah
kepada proses kebudayaan.
BAB III . KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
- Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang diciptakan berakal, berbudi, dan berbudaya.
- setiap kelompok mengungkapkan diri atas caranya sendiri.
- Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari perkembangan manusia sebagai masyarakat yang saling melakukan timbal balik.
- Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang diciptakan berakal, berbudi, dan berbudaya.
- setiap kelompok mengungkapkan diri atas caranya sendiri.
- Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari perkembangan manusia sebagai masyarakat yang saling melakukan timbal balik.
Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
- J.W.M Bakker. Filsafat Kebudayaan. Sebuah pengantar.
Yogyakarta: Penerbit Yaasan Kanisius, 1984,Bab 1, hlm.14-36
- Koentjaraningrat. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.
Jakarta: PT Gramedia, 1981, Bab 1, 2 , 4, dan 6
- Gaudium et Spes. Bagian II, Bab ii, No. 54 dalam Tonggak Sejarah, Pedoman Arah. Jakarta:
Dokpen MAWI, 1983
Minggu, 19 Januari 2014
Langganan:
Komentar (Atom)